Jakarta 7/3/2024. Indonesia menanti makan siang gratis yang merupakan program dari calon Presiden Prabowo Subianto. Namun, masyarakat masih belum mendapatkan gambaran yang jelas perihal pelaksanaan program ini.

Beberapa tokoh, pengamat, akademisi, praktisi bahkan mempertanyakan urgensi dari makan siang gratis ini. Guru Besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Muhadam Labolo menyebut pegawai negeri sipil (PNS) paling diuntungkan dari makan siang dan susu gratis ala Prabowo Subianto. Muhadam meyakini bahwa program-program tersebut akan memunculkan dana pendampingan program bagi PNS. Hal ini diungkapkan Muhadam pada  acara Korpri Menyapa di Kemendagri, Jakarta Pusat, Rabu (6/3).



Ia bahkan dengan lantang menyampaikan bahwa tidak hanya program makan siang dan susu gratis yang dijanjikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Muhadam mengatakan PNS akan tetap diuntungkan kalau pun Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang menang.

Muhadam mengatakan siapapun capres yang terpilih, ujungnya akan 'membebani' birokrat. Ia menekankan tugas politikus adalah menjual mimpi. Mimpi tersebut akan diterjemahkan oleh birokrat dalam bentuk program dan kegiatan.

Muhadam menyebut janji-janji politik pasangan calon tersebut akan diterjemahkan birokrat sesuai dengan sistem Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), hingga Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Budiman Sudjatmiko menyebut sasaran program makan siang gratis adalah 82,9 juta anak sekolah dan pesantren di seluruh Indonesia. Ia mengatakan pembiayaan penuh yang diperlukan untuk melaksanakan program ini mencapai Rp450 triliun per tahun.

Namun, untuk pelaksanaan tahun pertama program ini diperkirakan menyedot Rp120 triliun. Budiman menegaskan sekitar Rp60 triliun duit tersebut akan diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Okky Rachmadi S, SH, CLA, ERMAP, CIB praktisi hukum yang juga Co-Editor Surat Keadilan menyampaikan bahwa program tersebut berpotensi tidak tepat sasaran.

"Kalau ini memang untuk anak sekolahan dan pesantren, berarti untuk seluruh anak sekolahan ya? atau bagaimana ini? Anak-anak orang berduit juga atau hanya untuk sekolah negeri? Dan sebenarnya saya masih penasaran urgensi dari pelaksanaan program makan siang gratis ini. Negara mending kasih tanah pertanian ke rakyat yang tidak mampu supaya bisa memiliki penghasilan atau setidaknya makan sendiri hasil tani-nya. Jangan tanah dilepas untuk bangun perumahan terus. Utang kita ini lebih dari Rp. 8000 Triliun. Ngasih makan gratis ini bagaimana akuntabilitas nya bagaimana? Buat program itu yang strategic (jangka panjang). Ah, ada-ada saja lah", tutup Okky.

Yunyun

Makan Siang Gratis : Perlukah ?